
BANTEN – Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang, Banten, membuka posko pengaduan perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
Pembukaan posko pengaduan perempuan dan anak ini untuk memberikan fasilitas terhadap perempuan dan anak yang ingin mengadukan, mendapatkan perlindungan atau pun informasi tentang akses keadilan bagi dan anak dalam penanganan perkara tindak pidana.
Hal ini sesuai dengan Pedoman Kejaksaan Nomor 1 Tahun tahun 2021.
Kepala Kejari Pandeglang, Helena Octavianne, mengatakan bahwa inisiasi awal pembentukan Posko perempuan dan anak ini sesuai dengan perintah dan petunjuk Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, pada saat membesuk korban pembakaran akibat KDRT.
“Mengingat tingkat kejahatan terhadap perempuan dan anak cukup tinggi di wilayah Pandeglang. Jadi sesuai dengan perintah dari pimpinan kami dari Kajati, kita bikin posko perempuan dan anak,” katanya, Rabu (12/10).
Posko perempuan dan anak secara resmi sudah dibuka bertepatan dengan peringatan hari anak sedunia pada hari Selasa, 11 Oktober 2022. Posko ini siap melayani masyarakat yang ingin mengadukan, ingin berkonsultasi mengenai permasalahan perempuan dan anak.
“Kasus kekerasan pada anak dan perempuan banyak banget. Dalam waktu dekat ini saja ada sopir angkot memerkosa terus ada anak di bawah umur diperkosa beberapa orang,” katanya.
Atas tingginya kasus kerasan pada anak dan perempuan mendapatkan perhatian dari Kajati Banten. Supaya membuka posko perempuan dan anak.
“Sehingga perintah pimpinan segera dibikin posko pengaduan.Jadi kita dari kejaksaan bergerak untuk membantu memberikan fasilitas terhadap perempuan dan anak yang ingin mengadukan, mendapatkan perlindungan ataupun informasi tentang akses keadilan bagi perempuan dan anak,” katanya.
Kejari mengungkapkan, setelah membuka posko, selanjutnya Kejaksaan akan mengadakan seminar. Kemudian saat ini juga sedang berkoordinasi dengan psikolog.
“Selain terjadi kejahatan perempuan dan anak kasus lainnya yang masih tinggi di Kabupaten Pandeglang ialah kasus narkotika. Paling parah ada kekerasan perempuan dan anak lagi marak di Pandeglang yang membuat kita sangat prihatin,” katanya. (***)